Rabu, 27 Juli 2016

KEMERIAHAN PACU JALUR KUANTAN SINGINGI



Pacu Jalur merupakan salah satu kebudayaan kebanggaan masyarakat di Provinsi Riau, khususnya masyarakat Kuantan Singingi. Kebudayaan ini berawal dari abad ke-17, dimana pada saat itu jalur merupakan alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan. Jalur tersebut digunakan sebagai alat angkut penting bagi warga desa, terutama digunakan sebagai alat angkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu, serta berfungsi untuk mengangkut sekitar 50 orang.  Melalui daerah di sepanjang Sungai Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu hingga Kecamatan Cerenti di hilir. Saat itu memang belum berkembang transportasi darat seperti sekarang ini.

Jalur atau yang artinya perahu besar ini terbuat dari kayu bulat tanpa sambungan. Panjang jalur antara 16 m s/d 25 m dan lebar bagian tengah kir-kira 1,3 m s/d 1,5 m. Seiring dengan perkembangan yang terjadi, jalur-jalur tersebut mulai diberi ukiran untuk memperindah tampilannya. Aneka ukiran mereka buat, seperti ukiran kepala ular, buaya dan harimau. Mereka membuat ukiran tersebut di bagian lambung atapun selembayung jalur, dipermanis lagi dengan tambahan paying, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang), serta lambai-lambai (tempat juri mudi berdiri).

Nah, sejalan dengan perubahan dan perkembangan yang ada ini terjadi pula perubahan fungsi jalur. Jalur yang diukir dengan indah ini bukan hanya digunakan sebagai alat angkut saja, tetapi juga untuk menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias ini.




Jalur dengan ukiran indah ini kemudian dilihat warga dari sisi lainnya, mereka menjadikan jalur itu semakin indah dan menarik lagi. Nah, sisi lain ini ditemukan warga sekitar 100 tahun kemudian, yakni dengan digelarnya acara lomba adu kecepatan antar jalur yang hingga saat ini dikenal dengan nama Pacu Jalur. Pada awalnya, pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulud Nabi, Idul Fitri atau Tahun Baru Muharam (1 Sura).


Namun, seiring perkembangan zaman, akhirnya Festival Pacu Jalur ini menjadi acara adat turun temurun di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Pacu Jalur diadakan untuk memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Oleh karena itu Pacu Jalur diadakan sekitar bulan Agustus dan biasanya festival ini dilaksanakan pada tanggal 23-26 Agustus setiap tahunnya. Bisa Anda bayangkan bagaimana situasi saat hari berlangsungnya Pacu Jalur ini, kota Jalur bagaikan lautan manusia. Terjadi kemacetan lalu lintas dimana-mana karena semua warga akan datang menyaksikan, bahkan masyarakat yang ada diperantauan akan terlihat lagi. Masyarakat perantauan ini datang hanya untuk menyaksikan acara ini.


Festival ini merupakan festival tahunan terbesar bagi masyarakat di daerah Kabupaten Kuansing, khususnya Taluk Kuantan. Karena di Kota Taluk Kuantan ini melintang Sungai Kuantan yang merupakan arena perlombaan Pacu Jalur ini. Biasanya jalur yang mengikuti perlombaan, bisa mencapai lebih dari 100, sehingga akan sangat meriah dan membuat penonton terkesan.


Aturan main Pacu Jalur Taluk Kuantan adalah sebuah tim yang bermain hanya dilakukan oleh kaum laki-laki yang berusia antara 15 sampai 40 Tahun. Sebuah tim akan berlomba dengan tim lainnya dalam mendayung perahu masing-masing. Jumlah pendayung perahu/Jalur berkisar antara 50 sampai 60 orang (tergantung dari panjang perahu). Anggota sebuah Jalur (anak pacu) yang terdiri atas Tukang Kayu, Tukang Concang (komandan atau pemberi aba-aba), Tukang Pinggang (juru mudi), Tukang Onjai (pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan), dan Tukang Tari (yang membantu tukang Onjai dalam memberi tekanan yang seimbang, agar jalur dapat berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama). Selain pemain, dalam lomba Pacu Jalur juga ada wasit dan juri yang bertugas mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.


Untuk ukuran dan kapasitas Jalur serta jumlah Anak Pacunya dalam lomba ini tidak dipersoalkan. Karena sebuah mitos, bahwa kemenangan ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu (yang dijadikan Jalur) serta kesaktian sang pawang dalam “mengendalikan” Jalur. Perlombaan Pacu Jalur Taluk Kuantan memakai penilaian “sistem gugur”. Sehingga peserta yang kalah tidak boleh turut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama. Selain itu juga menggunakan “sistem setengah kompetisi”. Dimana setiap regu akan bermain beberapa kali, dan regu yang selalu menang hingga perlombaan terakhir akan menjadi juaranya.


Suara meriam yang bergemuruh menandakan bahwa perlombaan dimulai, nah untuk Anda yang belum terbiasa mendengar suara meriam ini jangan kaget ya. Masyarakat menggunakan meriam sebagai tanda dimulainya perlombaan agar dapat didengar oleh seluruh peserta lomba. Karena arena pacu begitu luasnya dan ditambah dengan hiruk pikuk penonton yang menyaksikan perlombaan menambah kebisingan jadi tidak akan terdengar bila menggunakan peluit saja.


Pada dentuman pertama Jalur-Jalur (perahu-perahu) yang telah ditentukan urutannya akan berjejer di garis start. Pada dentuman kedua, mereka akan berada dalam posisi siap untuk mengayuh dayung. Dan setelah wasit membunyikan meriam untuk yang ketiga kalinya, maka dimulailah perlombaan Pacu Jalur tersebut. Setiap regu akan berlomba memacu (mengayuh) Jalurnya dan mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mencapai garis finish.



Sebelum perlombaan dimulai biasanya penonton akan disuguhkan dengan beragam tari-tarian. Nah, sungguh menarik bukan budaya Pacu Jalur yang dimiliki oleh masyarakat Kuantan Singingi ini. Menonton kemeriahan dan semangat lomba Pacu Jalur bersama keluarga tentunya akan lebih menyenangkan lagi. Semoga Anda bisa menyaksikan perlombaan ini secara langsung. Selamat berlibur.

Selasa, 26 Juli 2016

PASAR BAWAH PEKANBARU



 Belanja menjadi agenda yang wajib saat berwisata ke sebuah tempat. Tanpa membawa oleh-oleh, maka serasa ada yang belum sempurna ketika sudah kembali ke rumah. Apalagi bila Anda seorang wanita yang hobi berbelanja, tak lengkap rasanya jika berkunjung ke Pekanbaru jika tidak singgah atau berbelanja di Pasar Bawah.

Pasar Bawah sebagai salah satu tempat yang harus dikunjungi jika mampir ke pekanbaru. Tempat ini merupakan pasar yang tertua di kota Pekanbaru yang berada di persis di tepi sungai Siak dan Pelabuhan. Pasar Bawah Pekanbaru ini terletak di sebelah utara Pekanbaru yang merupakan pusat perbelanjaan yang banyak menyediakan barang-barang antik, pernak-pernik aksesori rumah tangga, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pasar Bawah bukanlah pasar yang menyajikan aneka sayuran, buah-buahan, bumbu-bumbu masak. Melainkan menyajikan aneka oleh-oleh khas Kota Pekanbaru dan juga luar negeri. Jika pengunjung ingin memperoleh barang dari negeri tetangga tanpa harus terbang ke negara tersebut, lebih baik berkunjung ke Pekanbaru dan datang ke Pasar Bawah. Di Pasar Bawah, oleh-oleh dari Malaysia, Singapura, Italia, dan masih banyak negara lain lengkap untuk dibeli.

Nah selain itu, Pasar Bawah ini juga terkenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan barang elektronik bekas (second hand) yang berasal dari luar negeri. Berbagai barang eks luar negeri dengan kualitas impor yang dijual dengan harga "miring", seperti keramik dari Cina, karpet dari Timur Tengah, tas wanita dari Italia, dan aneka guci dan patung. Terdapat pula beragam barang-barang elektronik dan berbagai jenis makanan kecil yang hampir semuanya merupakan produk luar negeri di Pasar Bawah ini. Tersedia berbagai jenis makanan khas Riau seperti lempuk Durian, Dodol kedondong, ikan salai, Ikan Asin, selain itu juga tersedia kerajinan khas Riau seperti batik Riau , Kain Songket Riau, Baju Melayu Khas Riau dll.

Wisata belanja Anda akan menjadi sangat seru, belanja di satu tempat saja seperti belanja keliling. Siap-siap menghabiskan budget hanya untuk waktu yang singkat di tempat ini. Aneka produk yang dijual dengan harga yang murah pastinya akan membuat siapapun tergiur. Dipastikan Anda akan pulang dengan tas belanjaan yang menumpuk di tangan.

Bangunan Pasar Bawah berada di sisi Sungai Siak serta pelabuhan. Untuk menemukan lokasi Pasar Bawah sangat mudah dilihat dari bangunan yang memiliki gaya Melayu dan warna bangunan yang cerah yaitu, warna kuning serta warna hijau. Pasar Bawah ini menjadi tempat wisata belanja yang sudah dikenal oleh warga lokal dan warga yang berkunjung ke Pekanbaru.


Bangunan Pasar Bawah ini terdiri atas 4 lantai. Di lantai satu Pasar Bawah ini merupakan tempat untuk Anda pecinta wisata kuliner. Untuk Anda yang ingin membeli oleh-oleh makanan disinilah tempatnya. Anda dapat menemukan beragam macam makanan, seperti dodol durian, lempuk buah durian, ikan salai baung dan ikan asin.



Lantai dua bangunan ini adalah tempat untuk berbelanja aksesoris serta kuliner yang dikemas. Selain tempat berbelanja aksesoris, dilantai ini pula Anda dapat berburu coklat. Terdapat coklat dari Malaysia yang terkenal begitu juga dari Singapura. Sehingga Anda tidak perlu bersusah payah saat ingin sekali merasakan coklat dari negeri tetangga yang enak ini.


Ada beraneka-ragam aksesoris, seperti dompet, kalung, gelang, guci, bros, souvenir pernikahan ada di lantai dua. Bahkan aksesoris dari luar negeri seperti keramik, gantungan kunci dari negeri tetangga ada di Pasar Bawah. Surga wanita saat berbelanja konveksi juga dihadirkan di lantai dua Pasar Bawah Pekanbaru ini.




Pada bangunan lantai tiga Pasar Bawah ini Anda dapat menemukan tas serta sepatu yang bagus-bagus. Ingin menambah koleksi tas maupun sepatu, semua ada di Pasar Bawah lantai tiga. Tempat ini cocok untuk Anda yang suka berpenampilan modis dan berbelanja barang-barang fashion.


Nah di lantai teratas Pasar Bawah atau lantai empat tempat ini adalah tempat wisata belanja khusus untuk pakaian. Masih ada lagi jenis barang yang ditawarkan di Pasar Bawah untuk para pengunjung termasuk barang bekas dari elektronik. Dapat diaktakan bahwa jika ingin belanja puas dan menyenangkan dengan berbagai pilihan, ada di Pasar Bawah Pekanbaru. 

Agar tidak kebablasan saat berbelanja, siapkanlah list barang-barang yang akan Anda beli. Siapkan budget dan lakukan penawaran untuk memperoleh oleh-oleh yang diinginkan. Tawar menawar juga bisa menjadi hiburan tersendiri selain dapat memperoleh harga yang lebih murah tentunya. Yuk, belanja ke Pasar Bawah Pekanbaru sekarang!

Jumat, 22 Juli 2016

ISTANA SIAK SRI INDRAPURA


    Setelah kemarin kita membahas tentang Desa Wisata Okura yang ada di Riau, kali ini Saya akan membagikan artikel tentang objek wisata bersejarah yang ada di Riau, yaitu Istana Siak Sri Indrapura. Istana Siak Sri Indrapura merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Indrapura yang selesai dibangun pada tahun 1893 oleh arsitek berkebangsaan Jerman . Kini istana yang juga dijuluki Istana Matahari Timur ini, masuk wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Siak.


    Kata Siak Sri Inderapura, secara harfiah dapat bermakna pusat kota raja yang taat beragama, dalam bahasa Sanskerta, sri berarti “bercahaya” & indera atau indra dapat bermakna raja. Sedangkan pura dapat bermaksud dengan “kota” atau “kerajaan”. Siak dalam anggapan masyarakat Melayu sangat bertali erat dengan agama Islam, Orang Siak ialah orang-orang yg ahli agama Islam, kalau seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai Orang Siak. . Nama Siak juga dapat merujuk kepada sebuah klan di kawasan antara Pakistan & India, Sihag atau Asiagh yg bermaksud pedang.


    Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari 4 istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi. Istana Siak ini disebut juga dengan nama Istana Aseeraiyah Hasyimiah.



    Nah, bangunan istana ini memiliki denah persegi panjang dengan arsitektur perpaduan bercorak Melayu, Arab dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.





     Untuk dapat mencapai objek wisata Istana Siak Sri Indrapura ini, Anda harus menempuh empat jam perjalanan melalui sungai hingga menuju Kabupaten Siak Sri Indrapura. Di istana ini Anda dapat melihat banyak koleksi benda antik, seperti keramik dari Cina dan Eropa, kursi-kursi kristal yang dibuat pada tahun 1896. Patung perunggu Ratu Wihemina merupakan hadiah Kerajaan Belanda, patung pualam Sultan Syarim Hasim I bermata berlian dibuat pada tahun 1889, perkakas seperti sendok, piring, gelas-cangkir berlambangkan Kerajaan Siak masih terdapat dalam Istana.




    Istana Siak Sri Indrapura yang sekarang berfungsi sebagai museum ini menyimpan koleksi benda-benda Kerajaan Siak, antara lain foto raja dan pembesar kerajaan, dua buah fotokopi surat wasiat raja, meja pertemuan dengan lampu kristalnya, 'komet' sejenis alat musik dari kayu dan kuningan bermerk "Komet Goldenberg Zeitlei" yang masih mengeluarkan suara lagu-lagu klasik yang hanya ada dua di dunia, kursi keemasan kerajaan, replika Mahkota Kerajaan Siak, tombak pusaka, payung kerajaan, cermin mustika.



     Ada pula berangkas jaman dulu yang sampai sekarang tidak bisa dibuka. Lalu ada sebuah cermin milik permaisuri Tengku Agung yang ada di ruang pertemuan istana yang menurut mitosnya dipercaya dapat membuat siapapun yang bercermin akan awet muda. Di dalam istana ini juga ada mitos yang beredar bahwa bangunan disekitar komplek istana tidak boleh melebihi ketinggian istana. Hal tersebut dilakukan untuk menghormati raja-raja siak.




    Wah, sungguh menarik ya sejarah dan mitos-mitos yang ada di Istana Siak Sri Indrapura ini. Untuk Anda yang ingin mencoba dan membuktikan kebenaran akan mitos yang beredar tersebut Anda dapat langsung mengunjungi istana ini yang mulai buka dari jam 09.00-16.00 WIB. Nah, Anda harus menyiapkan uang untuk karcis masuk, yaitu sebesar Rp. 3.000 untuk dewasa dan Rp. 2.000 untuk anak-anak. Silahkan kunjungi vokamo.com yang akan membantu pemesanan tiket Anda, pilihan tepat liburan hemat.

Kamis, 21 Juli 2016

DESA WISATA OKURA

    Riau merupakan sebuah provinsi yang terletak di bagian tengah Pulau Sumatera atau bagian tengah pantai timur Sumatera yaitu di sepanjang pesisir Selat Malaka. Pekanbaru yang sangat dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa itu merupakan ibu kota dari Provinsi Riau. Mayoritas penduduk di Pekanbaru bekerja sebagai pedagang dan penyedia jasa, dan membuatnya menjadi kota bisnis. Dengan melesatnya perekonomian yang ada di Pekanbaru, hal ini mendorong tingginya jumlah penduduk ataupun migrasi.



    Selain menjadi kota bisnis, Riau juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan yang layak untuk Anda kunjungi dan coba. Didukung pula oleh Bandara Internasional yaitu Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II dan terminal bus antar kota dan antar provinsi yaitu Bandar Raya Payung Sekaki serta dua pelabuhan di Sungai Siak, yaitu Pelita Pantai dan Sungai Duku yang menjadikan kota ini semakin mudah untuk dikunjungi, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Banyak tempat wisata menarik yang ada di Riau, seperti wisata alam, wisata sejarah, wisata seni dan budaya, wisata kuliner serta wisata belanja.



    Salah satu tempat yang wajib Anda kunjungi adalah Desa Wisata Okura. Sekilas nama desa wisata ini terdengar seperti suatu daerah yang ada di Jepang, tapi sebenarnya desa ini terletak di Desa Okura, Kecamatan Rumbai, Riau. Untuk menuju ke desa ini, Anda hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit melalui jalan darat dengan menggunakan kendaraan roda dua atapun kendaraan roda empat. Lokasi juga dapat Anda akses melalui jalur sungai, yakni melalui Pelabuhan Sungai Duku dengan jarak tempuh sekitar 1 jam.




    Di desa inilah, ratusan tokoh budaya ASEAN  yang tergabung dalam Dunia Melayu Dunia (DMDI), berkumpul. Tepatnya Oktober 2014 silam. Mereka membahas berbagai persoalan budaya dan menggelar berbagai pementasan seni tradisinoal serumpun. Sebagai desa asli, berbagai kebudayaan dan tradisi nenek moyang masih terjaga rapi. Masih ada pengobatan tradisional. Masih bisa dilihat pangkah memangkah gasing. Masih bisa didengar Bahasa Melayu totok suku asli dan lain sebagainya. Perkembangan zaman, tidak menutup tradisi lain masuk, salah satunya Silat Pangean yang juga bisa disaksikan pengunjung ketika datang ke sana.





    Lokasi ini dikelilingi tanaman hijau perkebunan sawit, sehingga tempatnya serasa damai dan tenang karena jauh dari berisiknya kendaraan yang berlalu lalang. Desa ini juga memiliki kawasan agrowisata dengan aneka tumbuhan produktif. Ditambah dengan aliran sungai Siak yang dapat dijadikan objek memancing bagi wisatawan atapun warga diakhir pekan. Bahkan pihak Pemkot Pekanbaru telah melakukan penataan di Okura, seperti jalan masuk, areal perkampungan penduduk dan jembatan yang menghubungkan Okura dengan Kabupaten Siak.


    Objek daya tarik Desa Wisata Okura ini baru dibuka pada tahun 2014 silam. Sekilas desa ini memang tidak tampak seperti tempat wisata. Tapi di desa ini ternyata menyimpan kebudayaan tradisional yang unik, keindahan alam, makanan khas dan aktivitas masyarakat yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung. Di desa ini, wisatawan dapat bersampan menyusuri sungai, melihat kebudayaan tradisional, bersepeda diantar rimbunan pohon sagu dan berkuda di padang pasir hingga mencoba kegiatan memanah yang mengasyikkan dan dapat memacu adrenalin Anda.




    Selain kegiatan seperti di atas, di desa ini juga ada permainan modern seperti airsoft gun, berenang, downhill, paintball dan motorcross yang tentunya menarik bagi Anda yang suka tantangan. Anda juga bisa melakukan kegiatan berkemah bersama keluarga dan teman-teman di desa ini. Kegiatan menunggang kuda Anda akan terasa menyenangkan dan aman, karena di Desa Wisata Okura ini ada ahli yang akan membimbing Anda. Jadi Anda tidak pelu khawatir, teknis-teknis berkuda dengan baik akan diajarkan oleh instruktur dengan jelas. Baik orang dewasa dan anak-anak, semua bisa menunggang kuda sesuai dengan durasi yang dipilih.




    Tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati liburan di Desa Wisata Okura ini. Bahkan Anda tidak perlu mengerluarkan biaya alias gratis jika hanya ingin melihat dan menikmati suasana lingkungan di Desa Okura ini. Wah, sungguh menarik bukan berlibur di tempat wisata yang masih menyatu dengan alam dengan biaya gratis. Desa Okura merupakan bagian budaya Indonesia yang saat ini tengah dikembangkan.